Pages

Ads 468x60px

Labels

Text Widget

Recent Posts

Category List

Category List

Blogger templates

Blogger news

Category List

Minggu, 02 Desember 2012

Kuretase



Manado 28 Desember 2011
Kuretase…. Aku harus mengalami yang namanya kuretase… 
perasaan tegang terus menjalar dalam diriku sebelum operasi. Semangat dan motivasi dari suami, ayah dan mertua serta kakakku membuatku merasa lebih tabah menghadapi ini. Berzikir terus menerus sebelum dan selama persiapan kuretase hingga pandangan menjadi goyang dan buram serta serasa berat karena obat bius menidurkanku dan membuatku melayang entah kemana, yang kurasakan saat terbius adalah aku sendirian berjalan di sebuah lorong dengan cahaya kemerahan tetapi banyak suara-suara orang yang akhirnya cahaya menjadi terang dan aku terbangun pelan-pelan, dokter anestesi juga membangunkan aku karena kuretase sudah selesai dilakukan. Aku juga melihat suamiku tapi semua penglihatan masih terasa buram, sekeliling berputar. Beraaaaat sekali bila membuka mata, pusing sekali. Badan juga belum bisa di gerakkan, mati rasa. Rasa sakit di perut kurasakan, jarum infuse di tangan juga masih terasa sakit. Sakit, sakit dan sakit… itulah yang kurasakan karena obat bius masih belum benar-benar hilang dari tubuhku. Aku menangis merasakan rasa sakit di perutku sementara tubuhku mati rasa tak bisa ku gerakkan. Kata dokter anestesi rasa sakit di perut yang kurasakan pasca kuretase adalah proses pengecilan rahim seperti semula.

Alhamdulillah kuretase sudah kulalui dengan lancar tapi kini semua telah berubah, Allah telah berkehendak mengambil kembali janin yang telah 3 bulan di titipkan di rahimku. Aku memang sedih tapi berusaha sabar dan ikhlas dengan semua rencana Allah ini.

Alhamdulillah.. aku bahagia ketika Allah mempercayaiku menjadi calon ibu, merasakan bagaimana menjadi ibu hamil selama 3 bulan ini. Bila hari ini Allah telah mengambil kembali pemberian itu, itu adalah kehendakNya, itu adalah hak Allah, suka-suka Allah mau memberi dan mengambilnya lagi. Aku hanya hamba ciptaanNya yang tak bisa apa-apa tanpa pertolonganNya. Bagi aku, suami, bagi kami, ini semua merupakan cobaan, ujian, dari Allah yang harus kami terima dengan kesabaran, keikhlasan dan kelapangan hati melepaskan kebahagiaan sesaat itu.

Kejadian ini membuat kami makin dewasa menghadapi kehidupan berdua, dan semakin kuat menjalani kehidupan rumah tangga di tanah perantauan….

Bila orang lain keluar dari rumah sakit dengan membawa buah hatinya, kami meninggalkan rumah sakit itu dengan meninggalkan jejak-jejak kehamilan pertamaku…

Sensasi kehamilan itu telah pergi dari diriku dan aku pasti merindukan sensasi itu…..

Belajar ikhlas dari janin saya…..

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un…. Ya Allah berilah kami pahala dalam musibah ini dan gantilah untuk kami dengan yang lebih baik…

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text